Proses asimilasi terjadi pada masyarakat indonesia. Akibatnya, terjadi perubahan sosial budaya ke arah pembentukan budaya baru yang berunsurkan islam. Kebudayaan Hindu-Buddha yang telah berkembang sebelumnya bercampur dengan budaya Islam. Ketiga unsur budaya itu tidak saling bertentangan, tetapi saling melengkapi satu dengan yang lain. Penyebabnya tokoh-tokoh penyebar agama Islam tidak tidak bersikap memusuhi kebudayaan Hindu dan Buddha. Unsur Islam di Indonesia tampak sekali pengaruhnya pada pembentukan pola pemerintahan (kerajaan atau keraton) , tempat peribadatan (masjid) , bentuk makam dan nisan , dan berbagai macam seni.
Adapun kerajaan-kerajaan di Indonesia yang bercorak Islam adalah sebagai berikut :
Samudra Pasai merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia. Kerajaan itu terletak di
, Aceh Utara. Kerajaan Samudra Pasai didirikan oleh
Pada tahun 1297 Sultan Malik al Saleh wafat. Ia digantikan oleh putranya bernama
(Sultan Malik al Tahir). Peninggalan bersejarah yang membuktikan bahwa Kerajaan Samudra Pasai adalah kerajaan islam pertama di Indonesia adalah makam Sultan Malik al Saleh. Pada makam tersebut tertera angka 1297 yang menunjukkan tahun wafatnya Sultan Malik al Saleh.
Sebelum menjadi kerajaan besar, Demak merupakan daerah kekuasaan Majapahit. Setelah Majapahit runtuh, Demak berkembang menjadi kerajaan merdeka. Demak merupakan kerajaan islam pertama di Jawa.
2) Pati Unus (1518-1521)
3) Sultan Trenggana (1521-1546)
c. Kesultanan Pajang
Kesultanan pajang didirikan oleh Pangeran Adiwijaya atau sering disebut Jaka Tingkir. Ia memerintah sampai tahun 1582. Pada tahun 1582, Adiwijaya wafat. Timbullah perebutan kekuasaan di dalam negeri pajang. Akan tetapi, semua dapat diatasi berkat jasa Sutawijaya. Bahkan, Sutawijaya dipercaya memegang kekuasaan di Pajang.
d. Kerajaan Mataram Islam
Setelah dipercaya memegang kekuasaan di Pajang, Sutawijaya memindahkan pusat kerajaan dari Pajang ke Mataram. Sejak saat itu berdirilah Kerajaan Mataram yang berpusat di Kotagede, Yogyakarta. Raja-raja yang pernah memerintah di Mataram adalah sebagai berikut :
1) Panembahan Senapati (1586-1601)
2) Mas Jolang (1601-1613)
3) Sultan Agung Hanyakrakusuma (1613-1645)
e. Kesultanan Cirebon
Kapan dan Siapa pendiri Kesultanan Cirebon hingga kini belum jelas. Menurut sumber sejarah dari Portugis, pendiri Kesultanan Cirebon adalah Fatahillah atau Faletehan. Diperkirakan Fatahillah mendirikan Kesultanan Cirebon pada tahun 1552. Dibawah kepemimpinannya, Kesultanan Cirebon makin ramai dan mengalami kemajuan. Daerah pengaruhnya bertambah luas. Agama Islam juga cepat berkembang. Kemungkinan lain, Kesultanan Cirebon didirikan oleh Syarif Hidayatullah, cucu Raja Pakwan Pajajaran. Bukti ini didapat dari Tjarita Tjaruban yang merupakan cerita sejarah Kesultanan Cirebon. Syarif Hidayatullah menjadi Sultan Cirebon pada tahun 1482 sekembalinya dari Mekah.
|
Gambar: Bagian Luar Ruangan Kasepuhan Cirebon |
f. Kerajaan Banten
Raja pertama di Banten ialah Hasanuddin, Putra Kedua Fatahillah pada tahun 1552. Pada tahun 1570 Hasanuddin wafat. Ia digantikan putranya yang bernama Pangeran Yusuf dalam memerintah Banten. Pangeran Yusuf pun Tidak lama dalam memerintah Banten, ia digantikan putranya yang bernama Maulana Muhammad. Pada tahun 1596 Maulana Muhammad gugur dalam penyerangan di Palembang. Kemudian ia digantikan oleh Abdul Mufakir.
g. Kerajaan Aceh
Kerajaan Aceh didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah. Kerajaan Aceh mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda. Ia memerintah pada tahun 1607-1636. Padfa tahun 1636, Sultan Iskandar Muda wafat. Ia digantikan oleh menantunya yang bernama Sultan Iskandar Tani. Pada masa pemerintahannya, Kerajaan Aceh masih mempertahankan kejayaannya. Setelah Sultan Iskandar Tani wafat pada tahun 1641, Kerajaan Aceh diperintah oleh jandanya, Taj al Alam.
h. Kerajaan Gowa-Tallo (Makassar)
Kerajaan Gowa-Tallo sering disebut Kerajaan Makassar. Sebelum abad ke-16, raja-raja Makassar dan rakyatnya belum memeluk agama Islam. Namun setelah Dato Ri Badang, ulama dari Sumatera datang, Makassar berkembang menjadi Kerajaan Islam. Raja Islam yang pertama memeluk agama islam adalah Sultan Alaudin. Pengganti Sultan Alaudin adalah Muhammad Said (1639-1653). Pengganti Sultan Muhammad Said adalah Sultan Hasanuddin.
i. Kerajaan Ternate dan Kerajaan Tidore
Kerajaan Ternate berdiri kira-kira pada abad ke-13. Pusat kerajaannya di Sampalu (Pulau Ternate). Pada abad ke-14 agama Islam sudah mulai masuk ke Ternate sehingga Ternate menjadi kerajaan Islam yang kuat. Ternate mencapai zaman keemasan pada masa pemerintahan Sultan Baabullah. Kerajaan Tidore terletak di sebelah selatan Kerajaan Ternate. Kerajaan Tidore mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Nuku.
2. Masjid
Masjid adalah tempat umat Islam melakukan shalat. Masjid pada zaman dahulu juga digunakan sebagai tempat untuk membahas hal-hal yang berkaitan dengan agama dan kemasyarakatan. Masjid kuno di Indonesia mempunyai ciri khusus, yaitu atapnya bertingkat. Ciri khusus ini merupakan hasil perpaduan kebudayaan Hindu, berupa bangunan candi. Hiasan yang ada pada masjid kuno di Indonesia juga banyak yang mirip hiasan pada dinding candi. Masjid kuno di Indonesia yang masih dapat kita lihat sekarang antara lain, Masjid Agung Demak, Masjid dan Makam Sendang Duwur (Tuban), Masjid dan Menara Kudus, Masjid Baiturrahman Aceh, dan Masjid Sunan Ampel (Surabaya).
|
Gambar: Masjid Baiturrahman Aceh |
3. Nisan dan Makam
Nisan adalah bangunan dari batu yang terdapat di atas makam. Makam orang Islam pada zaman kerajaan Islam di Indonesia pada umumnya diberi nisan yang memuat keterangan atau identitas dari orang yang dikuburkan itu. Nisan kuno yang bercirikan Islam, umumnya dihiasi dengan tulisan Arab. Nisan kuno bercorak Islam di Indonesia yang terkenal antara lain, Nisan Sultan Malik al Saleh yang berangka tahun 1297, Nisan Fatimah binti Maimun di Leran Gresik yang berangka tahun 1082 M, dan Nisan Maulana Malik Ibrahim berangka tahun 1419 M di Aceh Utara.
|
Gambar: Nisan Makam Maulana Malik Ibrahim |
4. Seni Bernapaskan Islam
Kebudayaan Islam yang masuk ke Indonesia juga mempengaruhi dan membentuk berbagai macam seni, seperti :
a. Seni Kaligrafi
Seni kaligrafi banyak dijumpai pada dinding-dinding masjid, mihrab, menara, dan nisan kubur.
b. Seni Sastra
Dilihat dari corak dan isinya, kesusastraan yang berkembang sejak kedatangan Islam di Indonesia dapat dibedakan sebagai berikut :
1) Hikayat
Hikayat adalah karya sastra lama yang berisi cerita sejarah atau roman fiktif, dibaca untuk pelipur lara, pembangkit semangat juang, atau sekedar meramaikan pesta. Seni satra yang bersifat hikayat antara lain, Hikayat Panji Inu Kertapati, Hikayat Amir Hamzah, Hikayat Si Miskin, dan Hikayat Hang Tuah.
2) Babad
Babad adalah cerita sejarah, namun lebih banyak dongeng daripada kebenarannya walaupun yang menjadi inti adalah peristiwa sejarah. Beberapa cerita babad di beri judul hikayat antara lain, Hikayat Raja-raja Pasai, Hikayat Salasilah Perak, Sejarah Melayu, Babad Gianti, dan Babad Tanah Jawi.
3) Suluk
Suluk adalah kitab-kitab yang menerangkan soal-soal tasawuf. Suluk merupakan hasil kesusastraan tertua yang erat hubungannya dengan Wali Sanga, misalnya Suluk Wujil.
c. Seni Pertunjukan
Penggalian seni pertunjukan yang bercorak Islam dapat dijumpai pada perayaan Garebek Besar dan Garebek Maulud (Sekaten) yang masih dilestarikan di Keraton Surakarta, Yogyakarta, dan Cirebon.
5. Pesantren
Lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia adalah pesantren. Murid yang menuntut ilmu di pesantren disebut santri. Pesantren di jawa yang telah berdiri pada masa pertumbuhan Islam di Jawa antara lain, Pesantren Ampeldenta di Surabaya yang didirikan oleh Sunan Ampel, Pesantren Sunan Giri di Gresik yang santrinya sebagian besar dari wilayah Maluku.